![]() |
sebelum tidur |
Hai Sobat! Pernahkah kamu merasa waktu berlalu begitu cepat saat asyik scrolling media sosial? Tiba-tiba saja kita lupa waktu, lupa makan, bahkan lupa tidur.
Mengapa Kita Sulit Berhenti Scrolling?
Tahukah kamu?
Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 143 juta pengguna media sosial aktif (hootsuite, Jan 2025), yang mencakup lebih dari setengah populasi kita (285 juta jiwa).
Angka yang cukup mengejutkan, bukan?
Yang lebih menarik lagi, rata-rata , Gen-Z, remaja Indonesia (Studi dari Common Sense Media pada 2022)menghabiskan 7-9 jam sehari di depan layar, sebagian besar untuk scrolling media sosial .
Dopamin: Si Pembuat Kecanduan
Ketika kita scrolling media sosial, otak kita melepaskan hormon dopamin (hormon yang membuat kita merasa senang dan puas). Inilah penyebab mengapa kita sering lupa waktu saat berselancar di media sosial. Layaknya bermain game atau makan makanan lezat, scrolling media sosial memberikan "hadiah" berupa konten yang menarik, yang membuat kita terus ingin lebih.
FOMO: Takut Ketinggalan Update
Fenomena "Fear of Missing Out" atau FOMO membuat kita sulit berhenti scrolling. Kita selalu ingin tahu update terbaru dari teman-teman, berita terkini, atau tren viral. Hal ini sering memicu kecemasan jika tidak mengecek media sosial secara berkala .
Dampak Negatif yang Perlu Kita Waspadai, diantaranya:
Kesehatan Mental Terganggu
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan scrolling berlebihan dapat menyebabkan:
- Meningkatnya tingkat depresi dan kecemasan
- Gangguan tidur
- Penurunan produktivitas
- Masalah konsentrasi
Isolasi Sosial
Meskipun media sosial seharusnya menghubungkan kita dengan orang lain, penggunaan berlebihan justru dapat menyebabkan isolasi sosial. Banyak orang menjadi lebih suka menyendiri dengan gadgetnya daripada berinteraksi langsung dengan orang lain .
Bagaimana Cara Berhenti dari Kebiasaan Ini?
1. Mulai dengan "Digital Detox"
Digital detox tidak berarti harus menghilangkan media sosial sepenuhnya. Kamu bisa mulai dengan:
- Menetapkan "jam bebas gadget"
- Menonaktifkan notifikasi yang tidak penting
- Mencoba aktivitas offline yang menyenangkan
2. Atur Waktu dengan Bijak
Para ahli psikologi sosial Indonesia merekomendasikan untuk:
- Menggunakan fitur screen time di smartphone
- Memasang aplikasi pembatas waktu
- Membuat jadwal khusus untuk mengecek media sosial
3. Temukan Aktivitas Pengganti
Banyak orang yang berhasil mengurangi kebiasaan scrolling melaporkan peningkatan mood dan produktivitas setelah menggantinya dengan aktivitas lain seperti:
- Membaca buku
- Olahraga
- Hobi kreatif
- Berkumpul dengan keluarga atau teman
Tips Praktis untuk Mulai Berubah
1. Mulai dari Yang Kecil. Jangan langsung memaksa diri berhenti total. Mulailah dengan mengurangi 30 menit setiap hari.
2. Gunakan Alarm. Pasang alarm sebagai pengingat ketika waktu scrolling sudah habis.
3. Jauhkan Gadget Saat Tidur. Letakkan smartphone di luar kamar tidur untuk menghindari godaan scrolling sebelum tidur.
4. Cari Dukungan. Ajak teman atau keluarga untuk sama-sama mengurangi penggunaan media sosial.
Kebiasaan scrolling media sosial memang sulit untuk dihentikan, tapi bukan berarti tidak mungkin dikendalikan. Yang terpenting adalah memulai dengan langkah kecil dan konsisten. Ingatlah bahwa tujuan kita bukan untuk berhenti total dari media sosial, melainkan menciptakan keseimbangan yang sehat antara dunia digital dan kehidupan nyata.
Mengapa Kita Sulit Berhenti Scrolling?
Tahukah kamu?
Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 143 juta pengguna media sosial aktif (hootsuite, Jan 2025), yang mencakup lebih dari setengah populasi kita (285 juta jiwa).
Angka yang cukup mengejutkan, bukan?
Yang lebih menarik lagi, rata-rata , Gen-Z, remaja Indonesia (Studi dari Common Sense Media pada 2022)menghabiskan 7-9 jam sehari di depan layar, sebagian besar untuk scrolling media sosial .
Dopamin: Si Pembuat Kecanduan
Ketika kita scrolling media sosial, otak kita melepaskan hormon dopamin (hormon yang membuat kita merasa senang dan puas). Inilah penyebab mengapa kita sering lupa waktu saat berselancar di media sosial. Layaknya bermain game atau makan makanan lezat, scrolling media sosial memberikan "hadiah" berupa konten yang menarik, yang membuat kita terus ingin lebih.
FOMO: Takut Ketinggalan Update
Fenomena "Fear of Missing Out" atau FOMO membuat kita sulit berhenti scrolling. Kita selalu ingin tahu update terbaru dari teman-teman, berita terkini, atau tren viral. Hal ini sering memicu kecemasan jika tidak mengecek media sosial secara berkala .
Dampak Negatif yang Perlu Kita Waspadai, diantaranya:
Kesehatan Mental Terganggu
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan scrolling berlebihan dapat menyebabkan:
- Meningkatnya tingkat depresi dan kecemasan
- Gangguan tidur
- Penurunan produktivitas
- Masalah konsentrasi
Isolasi Sosial
Meskipun media sosial seharusnya menghubungkan kita dengan orang lain, penggunaan berlebihan justru dapat menyebabkan isolasi sosial. Banyak orang menjadi lebih suka menyendiri dengan gadgetnya daripada berinteraksi langsung dengan orang lain .
Bagaimana Cara Berhenti dari Kebiasaan Ini?
1. Mulai dengan "Digital Detox"
Digital detox tidak berarti harus menghilangkan media sosial sepenuhnya. Kamu bisa mulai dengan:
- Menetapkan "jam bebas gadget"
- Menonaktifkan notifikasi yang tidak penting
- Mencoba aktivitas offline yang menyenangkan
2. Atur Waktu dengan Bijak
Para ahli psikologi sosial Indonesia merekomendasikan untuk:
- Menggunakan fitur screen time di smartphone
- Memasang aplikasi pembatas waktu
- Membuat jadwal khusus untuk mengecek media sosial
3. Temukan Aktivitas Pengganti
Banyak orang yang berhasil mengurangi kebiasaan scrolling melaporkan peningkatan mood dan produktivitas setelah menggantinya dengan aktivitas lain seperti:
- Membaca buku
- Olahraga
- Hobi kreatif
- Berkumpul dengan keluarga atau teman
Tips Praktis untuk Mulai Berubah
1. Mulai dari Yang Kecil. Jangan langsung memaksa diri berhenti total. Mulailah dengan mengurangi 30 menit setiap hari.
2. Gunakan Alarm. Pasang alarm sebagai pengingat ketika waktu scrolling sudah habis.
3. Jauhkan Gadget Saat Tidur. Letakkan smartphone di luar kamar tidur untuk menghindari godaan scrolling sebelum tidur.
4. Cari Dukungan. Ajak teman atau keluarga untuk sama-sama mengurangi penggunaan media sosial.
Kebiasaan scrolling media sosial memang sulit untuk dihentikan, tapi bukan berarti tidak mungkin dikendalikan. Yang terpenting adalah memulai dengan langkah kecil dan konsisten. Ingatlah bahwa tujuan kita bukan untuk berhenti total dari media sosial, melainkan menciptakan keseimbangan yang sehat antara dunia digital dan kehidupan nyata.
No comments:
Post a Comment