Kesenjangan AI Secara Global
![]() |
AI secara global |
Memperhatikan fenomena trend yang sedang terjadi di dunia teknologi saat ini yaitu kesenjangan teknologi AI (Artificial Intelligence) yang semakin melebar antara negara maju dan berkembang.
Realita Pahit di Balik Kemajuan AI
Dunia sedang menghadapi tantangan dalam hal distribusi teknologi AI, apakah serius?
Coba bayangkan, sementara beberapa beberapa negara (maju) berlomba-lomba mengembangkan AI canggih, banyak negara berkembang masih berjuang dengan infrastruktur dasar digital.
Lebih dari 70% perusahaan di negara maju sudah menerapkan teknologi AI dalam bisnis mereka, sementara , lebih menghawatirkan, negara berkembang masih jauh tertinggal . Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan kesenjangan yang semakin menganga dalam era digital.
Mengapa Kesenjangan Ini Terjadi?
1. Masalah Energi yang Mencengangkan
Coba bayangkan, untuk mengembangkan teknologi AI dibutuhkan energi listrik sekitar 63 gigawatt untuk pusat data! Jumlah yang sangat besar, bukan? Sayangnya, hanya segelintir negara yang mampu menyediakan energi sebesar ini, yang tentu saja menjadi hambatan besar bagi negara berkembang .
2. Tantangan Infrastruktur Digital
Tidak hanya masalah energi, infrastruktur digital yang belum merata juga menjadi kendala utama . Ini seperti ingin membangun rumah mewah di atas fondasi yang belum siap, tentu saja akan berisiko, bukan?
Dampak yang Mengkhawatirkan
1. Ancaman terhadap Lapangan Kerja
Menurut data Bank Dunia, AI berpotensi menggantikan 69% hingga 77% pekerjaan di negara-negara berkembang seperti India, Thailand, dan Cina . Di Indonesia sendiri, AI diperkirakan akan mempengaruhi 17 sektor lapangan usaha, dengan potensi mengubah cara kerja 26,7 juta orang .
2. Kesenjangan Digital yang Semakin Melebar
Komunitas yang tidak terlibat dalam pengembangan atau penerapan AI berisiko semakin terisolasi dari arus inovasi . Ini seperti tertinggal kereta yang melaju kencang - semakin lama semakin sulit untuk mengejarnya.
Adakah Harapan?
Meski situasinya terlihat mencekam, masih ada harapan untuk Indonesia dan negara berkembang lainnya. Beberapa langkah positif yang bisa diambil:
1. Fokus pada Literasi Digital: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang teknologi digital dan AI adalah kunci untuk mengejar ketertinggalan .
2. Pengembangan Infrastruktur: Indonesia perlu terus membangun dan memperbaiki infrastruktur digital untuk mendukung adopsi AI .
3. Kolaborasi Internasional: Kerjasama dengan negara maju dalam pengembangan teknologi AI bisa menjadi jembatan untuk mengurangi kesenjangan .
Kesenjangan teknologi AI adalah tantangan nyata yang harus kita hadapi bersama. Sebagai masyarakat, kita perlu sadar dan aktif dalam meningkatkan pemahaman tentang teknologi digital. Bagi pemerintah, ini adalah waktu yang tepat untuk membuat kebijakan yang mendukung perkembangan AI sambil melindungi kepentingan masyarakat.
Realita Pahit di Balik Kemajuan AI
Dunia sedang menghadapi tantangan dalam hal distribusi teknologi AI, apakah serius?
Coba bayangkan, sementara beberapa beberapa negara (maju) berlomba-lomba mengembangkan AI canggih, banyak negara berkembang masih berjuang dengan infrastruktur dasar digital.
Lebih dari 70% perusahaan di negara maju sudah menerapkan teknologi AI dalam bisnis mereka, sementara , lebih menghawatirkan, negara berkembang masih jauh tertinggal . Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan kesenjangan yang semakin menganga dalam era digital.
Mengapa Kesenjangan Ini Terjadi?
1. Masalah Energi yang Mencengangkan
Coba bayangkan, untuk mengembangkan teknologi AI dibutuhkan energi listrik sekitar 63 gigawatt untuk pusat data! Jumlah yang sangat besar, bukan? Sayangnya, hanya segelintir negara yang mampu menyediakan energi sebesar ini, yang tentu saja menjadi hambatan besar bagi negara berkembang .
2. Tantangan Infrastruktur Digital
Tidak hanya masalah energi, infrastruktur digital yang belum merata juga menjadi kendala utama . Ini seperti ingin membangun rumah mewah di atas fondasi yang belum siap, tentu saja akan berisiko, bukan?
Dampak yang Mengkhawatirkan
1. Ancaman terhadap Lapangan Kerja
Menurut data Bank Dunia, AI berpotensi menggantikan 69% hingga 77% pekerjaan di negara-negara berkembang seperti India, Thailand, dan Cina . Di Indonesia sendiri, AI diperkirakan akan mempengaruhi 17 sektor lapangan usaha, dengan potensi mengubah cara kerja 26,7 juta orang .
2. Kesenjangan Digital yang Semakin Melebar
Komunitas yang tidak terlibat dalam pengembangan atau penerapan AI berisiko semakin terisolasi dari arus inovasi . Ini seperti tertinggal kereta yang melaju kencang - semakin lama semakin sulit untuk mengejarnya.
Adakah Harapan?
Meski situasinya terlihat mencekam, masih ada harapan untuk Indonesia dan negara berkembang lainnya. Beberapa langkah positif yang bisa diambil:
1. Fokus pada Literasi Digital: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang teknologi digital dan AI adalah kunci untuk mengejar ketertinggalan .
2. Pengembangan Infrastruktur: Indonesia perlu terus membangun dan memperbaiki infrastruktur digital untuk mendukung adopsi AI .
3. Kolaborasi Internasional: Kerjasama dengan negara maju dalam pengembangan teknologi AI bisa menjadi jembatan untuk mengurangi kesenjangan .
Kesenjangan teknologi AI adalah tantangan nyata yang harus kita hadapi bersama. Sebagai masyarakat, kita perlu sadar dan aktif dalam meningkatkan pemahaman tentang teknologi digital. Bagi pemerintah, ini adalah waktu yang tepat untuk membuat kebijakan yang mendukung perkembangan AI sambil melindungi kepentingan masyarakat.
0 comments :
Post a Comment