02 September 2018

Pesantren Kota, Menjawab Tantangan Zaman Global


 

peS
Pesantren Global

Pesantren, sebagai institusi pendidikan berbasis Islam, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang pendidikan di Indonesia. Selama ini, pesantren lebih sering diasosiasikan dengan kehidupan di pedesaan atau daerah terpencil. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pesantren modern mulai menggeliat di kawasan perkotaan, membawa wajah baru yang lebih relevan dengan dinamika dunia global. Fenomena ini menarik perhatian karena menunjukkan kemampuan pesantren untuk beradaptasi dengan perubahan zaman sekaligus tetap menjaga nilai-nilai tradisional.  

Pesantren Modern di Kota: Antara Tradisi dan Inovasi  
Pesantren modern di perkotaan tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga mulai mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan modern. Salah satu contohnya adalah keberadaan pesantren yang mendirikan minimarket sendiri, seperti data yang disampaikan oleh  media Detik. Minimarket bernama Ummart ini tidak hanya melayani kebutuhan santri, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren. Kehadiran usaha seperti ini menunjukkan bahwa pesantren mampu menjawab tantangan ekonomi modern dan menciptakan kemandirian di tengah persaingan global.  

Selain itu, pesantren modern di kota juga sering mengadakan berbagai kegiatan yang relevan dengan pendidikan global. Sebagai contoh, di Sleman, Yogyakarta, rutin digelar Olimpiade Kitab Kuning, seperti dilaporkan oleh Antara News. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kemampuan santri dalam memahami literatur klasik Islam, tetapi juga menjadi ajang untuk mempromosikan tradisi intelektual Islam kepada masyarakat yang lebih luas.  

Fasilitas Modern untuk Santri Milenial  
Keberadaan pesantren modern di perkotaan juga ditunjang oleh fasilitas yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan santri zaman sekarang. Salah satu contohnya adalah pembangunan rusun pesantren modern terpadu di Padang, yang dipuji langsung oleh Presiden Joko Widodo, seperti dilaporkan oleh Kompas. Fasilitas seperti rusun ini memberikan kenyamanan bagi santri, sekaligus menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk belajar agama dan ilmu pengetahuan umum.  

Dengan fasilitas modern ini, pesantren di kota semakin diminati oleh generasi muda, termasuk mereka yang ingin mengakses peluang pendidikan yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pesantren-pesantren modern ini telah berhasil menciptakan keseimbangan antara tradisi pendidikan Islam yang kuat dengan kebutuhan masyarakat global, seperti penguasaan bahasa asing, keterampilan teknologi, hingga kewirausahaan.  

Pesantren Kota di Dunia Global  
Pesantren modern di kota tidak hanya berperan dalam pendidikan agama, tetapi juga menjadi jembatan antara lokalitas dan globalitas. Dalam konteks dunia yang semakin mengglobal, pesantren kota mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki keterampilan untuk berkontribusi di dunia internasional.  

Sebagai contoh, banyak pesantren modern di perkotaan yang kini memasukkan kurikulum berbasis global, seperti pembelajaran bahasa Inggris, Arab, dan bahkan bahasa lainnya, untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan global. Selain itu, beberapa pesantren juga mendorong santrinya untuk mengikuti kompetisi internasional atau melanjutkan pendidikan ke luar negeri.  

Pesantren di kota juga semakin membuka diri terhadap masyarakat umum. Dengan berbagai kegiatan seperti seminar, pelatihan, dan program sosial, pesantren berkontribusi langsung dalam menyelesaikan berbagai masalah perkotaan, seperti pengangguran, kemiskinan, dan pendidikan.  

Pilar Pendidikan Masa Depan  
Geliat pesantren modern di kota menunjukkan bahwa institusi tradisional ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang pesat di tengah arus modernisasi. Dengan mengintegrasikan pendidikan agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan hidup, pesantren modern telah menjadi model pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat global.  

Di era globalisasi ini, pesantren kota menjadi bukti bahwa pendidikan berbasis nilai-nilai lokal mampu bersaing di tingkat internasional. Dengan dukungan fasilitas modern, inovasi ekonomi seperti Ummart, dan program-program unggulan seperti Olimpiade Kitab Kuning, pesantren di kota sedang menyiapkan generasi muda Indonesia yang tidak hanya religius, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia global.  

Pesantren modern di kota adalah simbol keberhasilan adaptasi tradisi Islam dengan kebutuhan zaman. Dengan semangat ini, mereka tidak hanya menjadi pilar pendidikan di Indonesia, tetapi juga inspirasi bagi dunia tentang bagaimana tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.
 
sumber link:  antara, detik, kompas

05 August 2018

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juli 2018


BI
BI 2018


Hasil survei (BI pada bulan Juli 2018) mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada 3 bulan mendatang (Oktober 2018) diperkirakan meningkat dari bulan sebelumnya (hal ini) dipengaruhi oleh kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga BBM nonsubsidi. Sementara itu, meningkatnya perkiraan tekanan kenaikan harga pada 6 bulan mendatang (Januari 2019) disebabkan oleh peningkatan permintaan pada periode Tahun Baru.

01 August 2018

Tingkat Hunian Kamar Hotel Juni 2018


1 Agustus 2018

Menurut data BPS yang dipublikasikan pada 1 Agustus 2018,  Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Juni 2018 mencapai rata-rata 52,04 persen. Dibandingkan dengan tahun lalu ( Juni 2017 = 51,02 persen ) mengalami KENAIKAN sebesar 1,02 poin. Sementara pada satu bulan sebelumnya ( Mei 2018 = 53.86 ) mengalami PENURUNAN sebesar 1,82 persen.

01 April 2018

Pentingnya Partisipasi Pemilih Indonesia


 

par
Partisipasi Pemilih

Pemilu di Indonesia bukan sekadar rutinitas lima tahunan. Ini adalah momen penting di mana masyarakat memiliki kekuatan untuk menentukan arah masa depan bangsa. Namun, partisipasi pemilih Indonesia sering menjadi tantangan, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Mengapa partisipasi pemilih sangat penting? Bagaimana kita dapat memahaminya dan mengambil bagian secara aktif? Mari kita bahas lebih lanjut.  

Sejarah Pemilu di Indonesia  
Sejarah mencatat bahwa partisipasi pemilih di Indonesia pernah menjadi sorotan dunia. Pemilu pertama pada tahun 1955, yang dilaksanakan hanya 10 tahun setelah Indonesia merdeka, menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia memiliki semangat tinggi untuk berdemokrasi. Pada masa itu, tingkat buta huruf di Indonesia masih tinggi, tetapi rakyat tetap antusias menggunakan hak pilih mereka, seperti dilansir dari Detik.  

Namun, kini tantangan berbeda muncul. Apatisme politik, polarisasi masyarakat, dan derasnya arus hoaks seringkali membuat masyarakat ragu untuk turut serta dalam pemilu. Padahal, partisipasi pemilih adalah pondasi utama demokrasi yang sehat.  

Mengapa Partisipasi Pemilih Penting?  
Partisipasi pemilih bukan hanya soal hadir di TPS dan mencoblos. Ini adalah bentuk nyata dari kontribusi setiap individu untuk masa depan bangsa. Ketika seseorang memilih, mereka bukan hanya menentukan pemimpin, tetapi juga kebijakan yang akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.  

Seperti yang disebutkan dalam artikel Infopublik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan partisipasi, terutama di kalangan generasi muda. Generasi ini adalah kunci pembaruan yang mampu membawa perubahan signifikan bagi Indonesia.  

Lebih dari itu, partisipasi pemilih juga mencerminkan legitimasi pemerintahan. Semakin banyak rakyat yang menggunakan hak pilihnya, semakin kuat legitimasi pemimpin yang terpilih. Dengan begitu, kebijakan yang dihasilkan memiliki pijakan yang lebih solid untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.  

Memahami Pentingnya Partisipasi di Tengah Polarisasi  
Polarisasi politik sering dianggap sebagai hambatan bagi partisipasi pemilih. Namun, menurut data di The Conversation, polarisasi tidak selalu buruk selama masyarakat tetap fokus pada substansi dan tidak terjebak dalam konflik emosional. Di sini, penting bagi masyarakat untuk memahami isu-isu penting yang menjadi dasar pemilu, sehingga mereka dapat memilih dengan cerdas dan bijaksana.  

Memahami bahwa suara Anda adalah bagian dari perubahan dapat membantu menghilangkan rasa apatis. Dengan menggunakan hak pilih, Anda mengambil peran aktif dalam menentukan masa depan bangsa, baik dalam skala nasional maupun lokal.  

Membangun Demokrasi yang Kuat  
Sebagai negara dengan populasi besar, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi contoh demokrasi yang matang di dunia. Namun, ini hanya bisa tercapai jika masyarakat memahami pentingnya partisipasi dalam pemilu.  

Pemilu adalah kesempatan bagi kita untuk bersuara, untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan, dan untuk memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan mencerminkan kebutuhan rakyat. Dengan partisipasi aktif, kita bisa membangun pemerintahan yang kuat, stabil, dan mampu menghadapi tantangan global.  

Sebagai masyarakat, mari kita jadikan pemilu sebagai momentum untuk bersatu, bukan terpecah. Memahami pentingnya partisipasi pemilih adalah langkah awal menuju demokrasi yang lebih baik. Jadi, jangan ragu untuk memilih. Suara Anda adalah kekuatan Anda untuk membangun Indonesia yang lebih baik. 
 
sumber berita: infopublikdetiktheconversation

26 March 2018

Identitas dan Keislaman


Ariel Heryanto dalam buku “Identitas dan Kenikmatan” (2018), khususnya pada bab 2 (Post-Islamisme: Iman, Kenikmatan dan Kekayaan) yang menyinggung fenomena meningkatnya kesalehan orang Indonesia akhir-akhir ini serta implikasi pertentangannya dengan kelompok yang telah mapan keislamannya, baik dari lulusan pesantren atau sekolah keagamaan lainnya. Komparasi di antara keduanya kemudian coba ditelaah melalui ekspresi karya sastra populer yang mewakili kebudayaannya masing-masing. 

11 March 2018

Penyedap Rasa, Aman?


11 Maret 2018
(Aceh) Ibu Rosi Novita, SP., M.Kes selaku dosen gizi Poltekkes Aceh, beliau melakukan survey terkait “Perilaku penggunaan MSG pada masyarakat Aceh” kepada 90 orang (86%-nya wanita), yang terdiri dari pelajar, mahasiswa,  pegawai negeri, ibu rumah tangga dan wiraswasta. “Sebanyak 30% mengetahui MSG sebagai penyedap rasa yang bermanfaat menambah nafsu makan dan mengurangi asupan garam” tutur Ibu Rosi. Akan tetapi, sebagian besar responden tidak menyetujui penggunaan MSG pada masakan dikarenakan berbagai alasan kesehatan. Prof. Ahmad Sulaeman sebagai pakar gizi dari IPB, menjelaskan secara rinci fakta-fakta ilmiah MSG. “MSG/micin/vetsin merupakan BTP penguat rasa yang sudah diakui aman oleh badan kesehatan dunia (seperti JECFA, USFDA, FSANZ, dll) dan termasuk BPOM” ungkap Prof. Ahmad.

03 February 2018

Pendidikan Terbaik di Dunia tahun 2017


3 Februari 2018 
Struktur pendidikan berbasis teknologi telah menjadikan Jepang sebagai salah satu negara dengan beberapa kemauan riset yang tak pernah surut. Selain itu bangsa Jepang juga terkenal sangat menghargai tradisi, sehingga tak heran melahirkan tokoh besar dalam pengetahuan dan wawasan yang bisa menjadi Guru Bangsa.
Sumber Data :  idntimes com