Kehidupan Pribadi Lebih Mendominasi Penggunaan ChatGPT
![]() |
penggunaan non-pekerjaan |
Menurut riset OpenAI, model bahasa besar (LLM) belajar dengan cara memprediksi kata berikutnya dalam miliaran data teks. Penelitian ini juga menemukan bahwa model AI berukuran lebih kecil terkadang dapat dengan mudah mengakui tidak memahami suatu pertanyaan. Sementara model besar justru berisiko memberikan jawaban keliru. Bahkan model AI terbaru seperti GPT-5, bisa dengan yakin memberikan informasi yang salah. Alasannya sederhana, yaitu sistem evaluasi dalam pelatihan AI lebih menghargai jawaban salah yang terdengar meyakinkan daripada ketidaktahuan.
Curhat ke AI
CEO OpenAI, Sam Altman (29 Jul 2025):
Kalau kamu bicara ke terapis atau dokter, ada aturan hukum yang melindungi percakapan itu. Namun, hal itu belum diterapkan untuk percakapan dengan AI seperti ChatGPT.
Sam Altman seperti memberikan sinyal dan rambu-bahaya kepada kecenderungan makin membesarnya kegiatan curhat menggunakan teknologi AI. Seseorang di aplikasi chatting menulis : Apakah wajar dan tidak apa-apa lebih memilih bercerita kepada AI seperti chatGPT daripada orang atau manusia asli? Atau, itu hal yang buruk?
AI Bukan Untuk Mencari Ide
Tiga besar penggunaan AI pada 2025 adalah Therapy and Companionship (terapi dan teman curhat), Organize Life (mengatur hidup), dan Find Purpose (mencari tujuan hidup). Data tersebut berasal dari riset di Amerika Serikat yang diterbitkan di Harvard Business Review tahun 2025. AI kini lebih banyak dimanfaatkan untuk curhat, terapi emosional, hingga sarana mencari makna hidup, bukan lagi dominan dipakai untuk menghasilkan ide atau pencarian teknis.
Guru Besar Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Ang Peng Hwa, dalam Information Resilience and Integrity Symposium (IRIS) di UGM, 21 Agustus 2025 :
Apa tujuan hidup saya? Saya tidak mencarinya di Alkitab, tidak mencarinya di Al-Qur’an, melainkan bertanya kepada AI
AI Tidak Didominasi Masalah Pekerjaan
Sebuah makalah yang disusun oleh National Bureau of Economic Research (NBER) bersama peneliti dari OpenAI, Duke University, dan Harvard University itu juga menyebutkan bahwa ada sekitar 700 juta pengguna aktif mingguan ChatGPT di seluruh dunia. Mereka mengirimkan lebih dari 2,5 miliar pesan per hari atau sekitar 29.000 pesan per detik. Jumlah itu pula yang dijadikan salah satu acuan data dalam studi ini.
Makalah ini mengungkapkan bahwa ChatGPT justru lebih sering dipakai untuk untuk membantu kehidupan pribadi pengguna. Percakapan non-pekerjaan pada Juni 2024 adalah sebesar 53 persen dari total percakapan di ChatGPT. Jumlahnya naik menjadi 73 persen pada Juni 2025.
sumber data : kompas-halusinasi, viva, quora, kumparan, kompas-pribadi
Curhat ke AI
CEO OpenAI, Sam Altman (29 Jul 2025):
Kalau kamu bicara ke terapis atau dokter, ada aturan hukum yang melindungi percakapan itu. Namun, hal itu belum diterapkan untuk percakapan dengan AI seperti ChatGPT.
Sam Altman seperti memberikan sinyal dan rambu-bahaya kepada kecenderungan makin membesarnya kegiatan curhat menggunakan teknologi AI. Seseorang di aplikasi chatting menulis : Apakah wajar dan tidak apa-apa lebih memilih bercerita kepada AI seperti chatGPT daripada orang atau manusia asli? Atau, itu hal yang buruk?
AI Bukan Untuk Mencari Ide
Tiga besar penggunaan AI pada 2025 adalah Therapy and Companionship (terapi dan teman curhat), Organize Life (mengatur hidup), dan Find Purpose (mencari tujuan hidup). Data tersebut berasal dari riset di Amerika Serikat yang diterbitkan di Harvard Business Review tahun 2025. AI kini lebih banyak dimanfaatkan untuk curhat, terapi emosional, hingga sarana mencari makna hidup, bukan lagi dominan dipakai untuk menghasilkan ide atau pencarian teknis.
Guru Besar Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Ang Peng Hwa, dalam Information Resilience and Integrity Symposium (IRIS) di UGM, 21 Agustus 2025 :
Apa tujuan hidup saya? Saya tidak mencarinya di Alkitab, tidak mencarinya di Al-Qur’an, melainkan bertanya kepada AI
AI Tidak Didominasi Masalah Pekerjaan
Sebuah makalah yang disusun oleh National Bureau of Economic Research (NBER) bersama peneliti dari OpenAI, Duke University, dan Harvard University itu juga menyebutkan bahwa ada sekitar 700 juta pengguna aktif mingguan ChatGPT di seluruh dunia. Mereka mengirimkan lebih dari 2,5 miliar pesan per hari atau sekitar 29.000 pesan per detik. Jumlah itu pula yang dijadikan salah satu acuan data dalam studi ini.
Makalah ini mengungkapkan bahwa ChatGPT justru lebih sering dipakai untuk untuk membantu kehidupan pribadi pengguna. Percakapan non-pekerjaan pada Juni 2024 adalah sebesar 53 persen dari total percakapan di ChatGPT. Jumlahnya naik menjadi 73 persen pada Juni 2025.
sumber data : kompas-halusinasi, viva, quora, kumparan, kompas-pribadi
0 comments :
Post a Comment