Jalan Batu Kuning di Samudra Pasifik

06 September 2025

Jalan Batu Kuning di Samudra Pasifik


 

jal
bukan buatan manusia

Bayangkan Anda sedang menyelam di kedalaman laut, lalu tiba-tiba menemukan sebuah "jalan" batu bata kuning yang membentang di dasar samudra. Kedengarannya seperti adegan film petualangan atau kisah mitos Atlantis, bukan? Namun, inilah yang benar-benar terjadi ketika sekelompok ilmuwan melakukan ekspedisi di Samudra Pasifik dan menemukan formasi batuan unik yang menyerupai jalan setapak di kedalaman lebih dari 1.000 meter. Penemuan ini bukan hanya memicu rasa penasaran masyarakat, tetapi juga membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang proses geologi di laut dalam.

Laut, Ilmuwan, dan Teknologi Canggih
Penemuan jalan batu kuning ini terjadi di kawasan Papahānaumokuākea Marine National Monument (PMNM), sebuah kawasan konservasi laut terbesar di dunia yang terletak di utara Pulau Hawaii. Lokasi ini memang terkenal sebagai salah satu wilayah laut yang paling misterius dan minim eksplorasi di dunia. Bahkan, hingga saat ini, baru sekitar 3% dari dasar laut di kawasan ini yang telah dipetakan secara detail oleh para ilmuwan .

Ekspedisi yang menemukan jalan batu kuning ini dipimpin oleh Ocean Exploration Trust, menggunakan kapal selam canggih EV Nautilus. Dengan bantuan Remotely Operated Vehicle (ROV)—robot bawah laut yang dikendalikan dari permukaan—para ilmuwan dapat menjelajahi area yang sangat dalam dan berbahaya bagi manusia. ROV ini dilengkapi kamera beresolusi tinggi, lampu LED khusus, serta alat pengambil sampel batuan dan sedimen .

Jalan Batu Kuning yang Membingungkan
Apa yang membuat penemuan ini begitu menarik? 
Formasi batuan yang ditemukan benar-benar menyerupai jalan setapak yang tersusun dari batu bata kuning, lengkap dengan retakan 90 derajat yang membuatnya tampak seperti susunan batu bata di jalanan kota tua. Ilmuwan yang pertama kali melihatnya melalui siaran langsung bahkan sempat bercanda, 
“Apakah ini jalan menuju Atlantis?”

Namun, di balik keunikan visualnya, para ilmuwan segera melakukan analisis mendalam. Batu-batu tersebut diidentifikasi sebagai hialoklastit, yaitu sejenis batu kaca vulkanik yang terbentuk akibat letusan gunung berapi di bawah air atau es. Proses pemanasan dan pendinginan berulang akibat aktivitas vulkanik menyebabkan batuan ini retak secara teratur, membentuk pola yang sangat mirip dengan jalan buatan manusia.

Bukan Buatan Manusia
Munculnya formasi seperti jalan di dasar laut memang sering memicu spekulasi, terutama di kalangan masyarakat awam. Tidak sedikit yang mengaitkannya dengan kota mitos Atlantis atau peradaban kuno yang hilang. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa formasi ini adalah hasil proses geologi alami, bukan peninggalan manusia purba.

Proses pembentukan jalan batu kuning ini melibatkan aktivitas vulkanik bawah laut yang sangat intens. Ketika lava panas bertemu dengan air laut yang dingin, terjadi pendinginan cepat yang menyebabkan batuan pecah dan membentuk retakan geometris. Fenomena serupa juga ditemukan di daratan, seperti di Giant’s Causeway di Irlandia Utara, yang terbentuk dari kolom-kolom basal akibat pendinginan lava.

Penemuan Serupa di Lautan Dunia
Penemuan jalan batu kuning di Samudra Pasifik bukanlah satu-satunya fenomena geologi unik di dasar laut. Di berbagai belahan dunia, ilmuwan juga menemukan formasi serupa, seperti nodul polimetalik, kerak hidrotermal, dan kolom basal. Misalnya, di dasar laut Libya dan perairan utara Papua, ditemukan struktur batuan yang tampak teratur dan memanjang, namun setelah dianalisis, ternyata terbentuk secara alami akibat proses erosi, pelapukan, dan aktivitas tektonik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa laut menyimpan banyak misteri geologi yang belum sepenuhnya kita pahami. Proses-proses alamiah di dasar laut, mulai dari aktivitas vulkanik, pergerakan lempeng tektonik, hingga erosi oleh arus laut, dapat menghasilkan pola-pola batuan yang sangat teratur dan menakjubkan.

Teknologi Eksplorasi
Keberhasilan ilmuwan dalam menemukan dan menganalisis jalan batu kuning di Samudra Pasifik tidak lepas dari kemajuan teknologi eksplorasi laut dalam. Selain ROV, para peneliti juga menggunakan sonar multibeam untuk memetakan topografi dasar laut secara tiga dimensi. Kamera bawah air dengan pencahayaan khusus memungkinkan pengambilan gambar dan video berkualitas tinggi di kedalaman yang sangat gelap.

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak canggih, bahkan prinsip-prinsip digital forensik diterapkan untuk menjaga keaslian dan integritas data eksplorasi. Setiap sampel batuan yang diambil juga dianalisis di laboratorium untuk mengetahui komposisi mineral dan proses pembentukannya.

Reaksi Ilmuwan dan Publik
Penemuan jalan batu kuning ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh komunitas ilmuwan dan masyarakat umum. Banyak yang merasa takjub dengan keindahan dan keunikan formasi tersebut. Namun, tidak sedikit pula yang berspekulasi tentang kemungkinan kaitannya dengan peradaban kuno atau kota hilang Atlantis. Para ilmuwan dengan tegas membantah spekulasi tersebut dan menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam memahami fenomena geologi laut  .

Selain formasi jalan batu kuning, ekspedisi di kawasan Papahānaumokuākea juga menemukan berbagai spesies laut dalam yang menakjubkan, seperti babi laut (sea pig), bintang laut di karang, dan teripang yang bisa menari. Penemuan ini memperkaya pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati di laut dalam, yang selama ini masih menjadi misteri besar bagi ilmuwan .

Penemuan jalan batu kuning di dasar Samudra Pasifik adalah bukti nyata bahwa laut masih menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk diungkap. Dengan semangat ilmuwan, teknologi canggih, dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam, kita terus melangkah di "jalan" pengetahuan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang bumi dan kehidupan purba.

Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa keajaiban alam tidak selalu harus dikaitkan dengan mitos atau legenda. Justru, keindahan dan keunikan proses geologi alami di laut dalam adalah warisan bumi yang patut kita pelajari, lestarikan, dan kagumi bersama . Jika suatu hari Anda mendengar kabar tentang "jalan" di dasar laut, ingatlah bahwa di balik setiap misteri, selalu ada ilmuwan yang bekerja keras untuk mengungkap kebenaran, dan laut yang setia menyimpan rahasia bumi selama jutaan tahun. Kita dukung eksplorasi dan penelitian laut, karena siapa tahu, misteri apa lagi yang akan ditemukan di masa depan?

sumber bacaan: kompasdetikmerdeka

0 comments :

Post a Comment