Larangan Trump pada Mahasiswa Asing di Harvard
![]() |
Aksiberbagai universitas di USA |
Pendidikan tinggi selalu menjadi salah satu pilar penting dalam membangun masa depan global. Namun, kebijakan politik sering kali memengaruhi akses pendidikan, seperti yang terjadi baru-baru ini ketika Presiden AS Donald Trump melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing. Keputusan ini langsung memicu kontroversi, bahkan ditangguhkan oleh seorang hakim federal.
Trump Melarang Harvard Terima Mahasiswa Asing: Apa Alasannya?
Pada 23 Mei 2025, Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial yang melarang Universitas Harvard, salah satu kampus bergengsi di USA, menerima mahasiswa asing. Menurut media Sindonews, Trump beralasan bahwa mahasiswa asing, terutama dari China, bisa menjadi "ancaman keamanan nasional" karena potensi spionase teknologi dan pengaruh politik Beijing.
Ini bukan pertama kalinya Trump mengambil kebijakan keras terhadap imigran dan pelajar asing. Saat masih menjabat sebagai presiden (2017-2021), ia pernah membatasi visa pelajar (F-1) dan mengeluarkan aturan ketat bagi mahasiswa STEM (sains, teknologi, teknik, matematika).
Reaksi Cina: Ini Diskriminasi!
Pemerintah China langsung merespons dengan keras. Ditulis oleh media Detik, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyebut larangan ini sebagai "tindakan diskriminatif yang merusak pertukaran pendidikan global".
China adalah salah satu penyumbang terbesar mahasiswa asing di AS. Menurut data Institute of International Education (IIE), sekitar 290.000 mahasiswa China belajar di AS pada 2023. Jika larangan ini berlaku permanen, dampaknya bisa sangat besar—baik bagi Harvard maupun hubungan AS-China.
Hakim Federal Tangguhkan Larangan Trump
Tak lama setelah Trump mengumumkan larangan tersebut, seorang hakim federal di Massachusetts mengeluarkan putusan sementara yang menangguhkan kebijakan itu. Media CNN Indonesia menulis, hakim menyatakan bahwa larangan Trump "terlalu luas dan tidak didukung bukti kuat".
Mengapa Hakim Menolak Larangan Trump?
Ini adalah kemenangan sementara bagi kelompok pro-pendidikan global, tetapi perdebatan hukum masih bisa berlanjut.
Dampak Larangan Trump bagi Pendidikan Global
Jika larangan ini tetap berlaku, efeknya bisa sangat luas:
1. Kerugian Finansial untuk Universitas AS
- Mahasiswa asing membayar penuh (tanpa subsidi), jadi larangan bisa mengurangi pendapatan kampus.
- Harvard sendiri menerima sekitar 12% mahasiswa asing, dengan kontribusi besar bagi ekonomi pendidikan AS.
2. China Akan Cari Tujuan Lain
- Jika AS menutup pintu, mahasiswa China mungkin beralih ke Eropa, Australia, atau Kanada.
- Universitas seperti Oxford, Cambridge, atau Toronto bisa diuntungkan.
3. Citra AS sebagai Destinasi Pendidikan Terancam
- AS selalu dianggap sebagai tanah peluang, tetapi kebijakan seperti ini bisa membuat calon mahasiswa ragu.
- Risiko "brain drain"—di mana talenta terbaik memilih negara lain.
Apa Kata Harvard dan Akademisi?
Pihak Harvard belum mengeluarkan pernyataan resmi, tetapi beberapa profesor dan pakar pendidikan sudah menyuarakan kritik:
"Ini langkah mundur bagi akademisi," kata seorang profesor kebijakan pendidikan di Harvard. "Mahasiswa asing justru memperkaya riset dan inovasi di USA," tambahnya.
Trump Melarang Harvard Terima Mahasiswa Asing: Apa Alasannya?
Pada 23 Mei 2025, Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial yang melarang Universitas Harvard, salah satu kampus bergengsi di USA, menerima mahasiswa asing. Menurut media Sindonews, Trump beralasan bahwa mahasiswa asing, terutama dari China, bisa menjadi "ancaman keamanan nasional" karena potensi spionase teknologi dan pengaruh politik Beijing.
Ini bukan pertama kalinya Trump mengambil kebijakan keras terhadap imigran dan pelajar asing. Saat masih menjabat sebagai presiden (2017-2021), ia pernah membatasi visa pelajar (F-1) dan mengeluarkan aturan ketat bagi mahasiswa STEM (sains, teknologi, teknik, matematika).
Reaksi Cina: Ini Diskriminasi!
Pemerintah China langsung merespons dengan keras. Ditulis oleh media Detik, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyebut larangan ini sebagai "tindakan diskriminatif yang merusak pertukaran pendidikan global".
China adalah salah satu penyumbang terbesar mahasiswa asing di AS. Menurut data Institute of International Education (IIE), sekitar 290.000 mahasiswa China belajar di AS pada 2023. Jika larangan ini berlaku permanen, dampaknya bisa sangat besar—baik bagi Harvard maupun hubungan AS-China.
Hakim Federal Tangguhkan Larangan Trump
Tak lama setelah Trump mengumumkan larangan tersebut, seorang hakim federal di Massachusetts mengeluarkan putusan sementara yang menangguhkan kebijakan itu. Media CNN Indonesia menulis, hakim menyatakan bahwa larangan Trump "terlalu luas dan tidak didukung bukti kuat".
Mengapa Hakim Menolak Larangan Trump?
- Tidak Ada Bukti Spionase Massal – Hakim menilai tuduhan Trump bahwa mahasiswa China adalah "agen pemerintah" tidak didukung data konkret.
- Merugikan Pendidikan USA – Harvard dan universitas lain bergantung pada mahasiswa asing, baik secara finansial maupun akademik.
- Diskriminasi Etnis – Larangan ini dianggap menargetkan mahasiswa berdasarkan kebangsaan, bukan perilaku individu.
Ini adalah kemenangan sementara bagi kelompok pro-pendidikan global, tetapi perdebatan hukum masih bisa berlanjut.
Dampak Larangan Trump bagi Pendidikan Global
Jika larangan ini tetap berlaku, efeknya bisa sangat luas:
1. Kerugian Finansial untuk Universitas AS
- Mahasiswa asing membayar penuh (tanpa subsidi), jadi larangan bisa mengurangi pendapatan kampus.
- Harvard sendiri menerima sekitar 12% mahasiswa asing, dengan kontribusi besar bagi ekonomi pendidikan AS.
2. China Akan Cari Tujuan Lain
- Jika AS menutup pintu, mahasiswa China mungkin beralih ke Eropa, Australia, atau Kanada.
- Universitas seperti Oxford, Cambridge, atau Toronto bisa diuntungkan.
3. Citra AS sebagai Destinasi Pendidikan Terancam
- AS selalu dianggap sebagai tanah peluang, tetapi kebijakan seperti ini bisa membuat calon mahasiswa ragu.
- Risiko "brain drain"—di mana talenta terbaik memilih negara lain.
Apa Kata Harvard dan Akademisi?
Pihak Harvard belum mengeluarkan pernyataan resmi, tetapi beberapa profesor dan pakar pendidikan sudah menyuarakan kritik:
"Ini langkah mundur bagi akademisi," kata seorang profesor kebijakan pendidikan di Harvard. "Mahasiswa asing justru memperkaya riset dan inovasi di USA," tambahnya.
Banyak yang khawatir kebijakan ini lebih didorong oleh politik ketimbang kepentingan pendidikan.
0 comments :
Post a Comment