September 2025

17 September 2025

Kehidupan Pribadi Lebih Mendominasi Penggunaan ChatGPT


 

cha
penggunaan non-pekerjaan

Menurut riset OpenAI, model bahasa besar (LLM) belajar dengan cara memprediksi kata berikutnya dalam miliaran data teks. Penelitian ini juga menemukan bahwa model AI berukuran lebih kecil terkadang dapat dengan mudah mengakui tidak memahami suatu pertanyaan. Sementara model besar justru berisiko memberikan jawaban keliru. Bahkan model AI terbaru seperti GPT-5, bisa dengan yakin memberikan informasi yang salah. Alasannya sederhana, yaitu sistem evaluasi dalam pelatihan AI lebih menghargai jawaban salah yang terdengar meyakinkan daripada ketidaktahuan.

Curhat ke AI
CEO OpenAI, Sam Altman (29 Jul 2025):
Kalau kamu bicara ke terapis atau dokter, ada aturan hukum yang melindungi percakapan itu. Namun, hal itu belum diterapkan untuk percakapan dengan AI seperti ChatGPT.

Sam Altman seperti memberikan sinyal dan rambu-bahaya kepada kecenderungan makin membesarnya kegiatan curhat menggunakan teknologi AI. Seseorang di aplikasi chatting menulis : Apakah wajar dan tidak apa-apa lebih memilih bercerita kepada AI seperti chatGPT daripada orang atau manusia asli? Atau, itu hal yang buruk?

AI Bukan Untuk Mencari Ide
Tiga besar penggunaan AI pada 2025 adalah Therapy and Companionship (terapi dan teman curhat), Organize Life (mengatur hidup), dan Find Purpose (mencari tujuan hidup). Data tersebut berasal dari riset di Amerika Serikat yang diterbitkan di Harvard Business Review tahun 2025. AI kini lebih banyak dimanfaatkan untuk curhat, terapi emosional, hingga sarana mencari makna hidup, bukan lagi dominan dipakai untuk menghasilkan ide atau pencarian teknis.

Guru Besar Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Ang Peng Hwa, dalam Information Resilience and Integrity Symposium (IRIS) di UGM, 21 Agustus 2025 :
Apa tujuan hidup saya? Saya tidak mencarinya di Alkitab, tidak mencarinya di Al-Qur’an, melainkan bertanya kepada AI

AI Tidak Didominasi Masalah Pekerjaan
Sebuah makalah yang disusun oleh National Bureau of Economic Research (NBER) bersama peneliti dari OpenAI, Duke University, dan Harvard University itu juga menyebutkan bahwa ada sekitar 700 juta pengguna aktif mingguan ChatGPT di seluruh dunia. Mereka mengirimkan lebih dari 2,5 miliar pesan per hari atau sekitar 29.000 pesan per detik. Jumlah itu pula yang dijadikan salah satu acuan data dalam studi ini.

Makalah ini mengungkapkan bahwa ChatGPT justru lebih sering dipakai untuk untuk membantu kehidupan pribadi pengguna. Percakapan non-pekerjaan pada Juni 2024 adalah sebesar 53 persen dari total percakapan di ChatGPT. Jumlahnya naik menjadi 73 persen pada Juni 2025.

sumber data : kompas-halusinasivivaquorakumparankompas-pribadi

16 September 2025

KChat : Chatbot Made In Indonesia


Lok
peluncuran kchat

Korika Chat, yang merupakan buah kolaborasi antara Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) dan perusahaan teknologi Datasaur AI, dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan unik pasar Indonesia. Berbeda dengan chatbot AI global lainnya, KChat dibangun dengan pemahaman mendalam terhadap konteks bahasa dan budaya Indonesia. Korika Chat (KChat), sebuah chatbot AI generatif yang sepenuhnya dikembangkan oleh talenta-talenta anak-anak Indonesia.  

Berbasis Bahasa Indonesia
Salah satu keunggulan utama yang ditawarkan KChat adalah kemampuannya untuk berinteraksi menggunakan Bahasa Indonesia formal yang sesuai dengan standar komunikasi di sektor pemerintahan dan korporasi. Hal ini diharapkan dapat mengakselerasi transformasi digital di berbagai layanan publik dan dukungan pelanggan perusahaan. 

Kedaulatan Digital Indonesia
Kehadiran KChat menjadi tonggak penting dalam implementasi Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) sekaligus menandai upaya memperkuat kedaulatan digital Indonesia. Platform ini dirancang berbasis privacy-first dan open-source sehingga dapat dimanfaatkan oleh BUMN, lembaga publik, perusahaan, hingga UMKM. KChat merupakan simbol kemandirian digital bangsa dan hasil nyata kolaborasi strategis. Kehadiran generative AI lokal ini bisa membantu menghadirkan solusi (alternatif) yang relevan dengan kebutuhan nasional di tengah pesatnya pertumbuhan ekosistem kecerdasan artifisial global.

Rencana ke Depan
KORIKA juga menyiapkan peta jalan pengembangan KChat. Tahun ini mereka akan melengkapinya dengan antarmuka drag-and-drop memungkinkan pengguna tanpa keahlian teknis untuk merancang Agen AI. Tahun depan mereka akan menghadirkan kapabilitas percakapan real-time berbasis teks maupun suara, menjadikannya asisten virtual dengan interaksi lebih natural dan intuitif.

sumber berita: diswaybisnisidntimes
 

15 September 2025

Jumlah Bencana 2025 di Indonesia


 

bnp
bencana alam


BNPB mencatat, dalam rentang waktu 1 Januari 2025 - 15 September 2025, bencana alam berdampak 349 Meninggal, hilang 37, luka-luka 551 dan menungsi/menderita sebanyak 4.863.358.

Data per 8 Juli 2025 pukul 10:07 WIB menunjukkan, banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Diikuti cuaca ekstrem, longsor, kebakaran pemukiman, serta kebakaran hutan dan lahan. Dari 1 Januari-8 Juli 2025 tercatat ada 3,85 ribu kejadian bencana di Indonesia.

Berikut jumlah kejadian bencana di Indonesia berdasarkan kategori bencana sejak 1 Januari-8 Juli 2025:

    Banjir: 1.490 kejadian
    Cuaca ekstrem: 1.080 kejadian
    Longsor: 731 kejadian
    Kebakaran pemukiman: 263 kejadian
    Kebakaran hutan dan lahan: 205 kejadian
    Gempa bumi: 30 kejadian
    Gelombang pasang/abrasi: 24 kejadian
    Erupsi gunung api: 10 kejadian
    Kekeringan: 6 kejadian
    Epidemi-wabah penyakit: 3 kejadian
    Gagal teknologi: 3 kejadian
    Konflik sosial: 3 kejadian
    Lainnya: 1 kejadian


sumber berita: bnpbkatadata

10 September 2025

Ritel Asing Masuk Indonesia


 

asi
ritel asing

Kedatangan ritel asing ke Indonesia bukanlah baru pertama kali, namun gelombang terbaru yang terjadi pada 2025 ini terasa sangat berbeda. Kali ini, bukan hanya satu atau dua merek, melainkan delapan ritel asing besar yang resmi masuk dan siap meramaikan mal-mal di Jakarta dan kota besar lainnya di tahun 2025. Fenomena ini menimbulkan berbagai reaksi: dari antusiasme konsumen yang menantikan pengalaman belanja baru, hingga kekhawatiran pelaku ritel lokal soal persaingan dan dampak ekonomi jangka panjang.

Antrean Ritel Asing
Tahun 2025 menjadi saksi bagaimana ritel asing dari berbagai negara, terutama Korea Selatan dan China, berlomba-lomba antre masuk ke pasar Indonesia. Mereka tidak hanya membawa konsep toko yang modern, tetapi juga menawarkan produk-produk unik yang belum banyak ditemukan di pasar lokal. Beberapa nama besar seperti Lotte Mart, Miniso, hingga ritel gaya hidup asal Korea dan China, sudah mengumumkan rencana ekspansi besar-besaran.

Mengapa Indonesia begitu menarik bagi ritel asing? Ada beberapa alasan utama:
  • Populasi besar dan kelas menengah yang terus tumbuh. Indonesia adalah pasar ritel terbesar di Asia Tenggara, dengan daya beli yang terus meningkat.
  • Perubahan gaya hidup masyarakat urban yang semakin mengutamakan kenyamanan, variasi produk, dan pengalaman belanja modern.
  • Pertumbuhan pusat perbelanjaan di kota-kota besar, yang menjadi magnet bagi ritel asing untuk membuka cabang dan flagship store mereka.

Tarif Impor
Salah satu isu paling hangat dalam masuknya ritel asing adalah tarif impor. Pemerintah Indonesia baru-baru ini menetapkan tarif impor sebesar 19% untuk sejumlah produk ritel, terutama yang berasal dari luar negeri. Kebijakan ini diambil untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan produk asing yang lebih murah dan seringkali lebih variatif.

Namun, tarif impor ini memiliki dua sisi:
Bagi ritel asing, tarif impor menjadi tantangan tersendiri. Mereka harus menyesuaikan harga jual agar tetap kompetitif di pasar Indonesia. Beberapa ritel bahkan mulai menggandeng produsen lokal untuk memproduksi barang di dalam negeri, demi menghindari beban tarif impor yang tinggi.
Bagi ritel lokal, tarif impor bisa menjadi “tameng” untuk bersaing lebih sehat. Produk lokal diharapkan bisa lebih kompetitif dari sisi harga. Namun, jika ritel asing mampu beradaptasi dengan cepat, misalnya dengan investasi pabrik di Indonesia, maka keunggulan ini bisa saja hilang.

Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), penetapan tarif impor ini justru menjadi sinyal positif bagi investor asing. Mereka melihat adanya kepastian regulasi dan perlindungan pasar, sehingga lebih percaya diri untuk menanamkan modal di Indonesia.

Dampak Masuknya Ritel Asing
Masuknya ritel asing membawa dampak besar bagi ekosistem bisnis ritel di Indonesia. Ada beberapa sisi yang perlu dicermati:

1. Peluang untuk Konsumen
Konsumen jelas diuntungkan dengan hadirnya ritel asing. Mereka bisa menikmati lebih banyak pilihan produk, kualitas yang terjamin, dan pengalaman belanja yang berbeda. Banyak ritel asing juga menawarkan promo menarik dan inovasi layanan, seperti pembayaran digital, loyalty program, hingga konsep toko yang instagramable.

2. Tantangan untuk Ritel Lokal
Bagi pelaku ritel lokal, persaingan semakin ketat. Mereka harus berbenah, meningkatkan kualitas layanan, memperkuat branding, dan berinovasi dalam menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar. Jika tidak, ritel lokal bisa tergilas oleh kekuatan modal dan teknologi ritel asing.

3. Dampak pada UMKM dan Produsen Lokal
Ritel asing yang cerdas biasanya akan menggandeng UMKM dan produsen lokal untuk mengisi rak-rak toko mereka. Ini bisa menjadi peluang besar bagi pelaku usaha kecil untuk naik kelas dan menembus pasar yang lebih luas. Namun, jika ritel asing lebih memilih impor produk dari negara asal, maka UMKM lokal bisa terpinggirkan.

4. Transformasi Industri Ritel
Masuknya ritel asing juga mendorong transformasi industri ritel nasional. Digitalisasi, efisiensi rantai pasok, hingga adopsi teknologi baru menjadi keharusan agar bisa bersaing. Ritel lokal yang mampu beradaptasi akan tetap bertahan, bahkan bisa tumbuh bersama ritel asing melalui kolaborasi.


Gelombang masuknya ritel asing ke Indonesia, dengan antrean panjang dan tantangan tarif impor, adalah realitas yang tidak bisa dihindari. Bagi konsumen, ini adalah kabar baik karena semakin banyak pilihan dan pengalaman belanja yang menarik. Namun, bagi pelaku ritel lokal, ini adalah alarm untuk segera berbenah dan berinovasi. Bisakah dengan masuknya ritel asing ini akan menjadi peluang untuk belajar, bertransformasi, dan tumbuh bersama. Dengan strategi yang tepat, ritel lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan mampu bersaing di pasar global.

sumber berita: kompascnbcbisnis

08 September 2025

Hasil Survei Tentang Penggunaan AI


 

has
hasil survei
 

Di era digital yang semakin berkembang pesat, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi topik hangat yang tidak hanya menarik perhatian dunia teknologi, tapi juga sektor keuangan dan kepemimpinan di seluruh pelosok dunia. Beberapa survei menunjukkan tren menarik terkait bagaimana AI mulai merambah kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal konsultasi keuangan dan pengambilan keputusan di perusahaan. 


Pemimpin Perusahaan di Lingkungan AS: AI Adalah Keharusan
Berdasarkan laporan CAIO PYMNTS Intelligence Agustus 2025, "From Experiment to Imperative: US Product Leaders Bet on Gen AI," mengungkapkan berdasarkan survei di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa 98 persen pemimpin perusahaan menganggap adopsi AI sebagai keharusan. Mereka melihat AI sebagai alat strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional, inovasi produk, dan daya saing bisnis di pasar global.

AI dan Keuangan: Milenial dan Gen Z (di AS) Percaya Konsultasi ke AI
Dari sebuah survei yang melibatkan 2.011 orang dewasa di AS dan dilakukan pada akhir Agustus hingga awal September 2024. 67% Gen Z dan 62% milenial menggunakan alat AI seperti ChatGPT untuk berbagai keperluan keuangan, mulai dari menabung dan menyusun anggaran (60%), hingga merencanakan investasi dan meningkatkan skor kredit (48%). Disamping juga 98% dari responden Gen Z dan milenial melaporkan pengalaman positif dalam menggunakan AI untuk kebutuhan keuangan mereka.

Realita Penggunaan AI di Indonesia: Masih Banyak yang Belum Memakai
Melalui survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII yang baru dirilis pada bulan Agustus 2025.  hanya 27,34% responden yang mengakses teknologi AI. Jumlah itu naik dari 24,72% yang ada pada survei sebelumnya. Dengan demikian, masih ada 72,66% masyarakat Indonesia yang tidak mengakses AI, jumlah itu turun dari 75,28% yang tercatat pada tahun sebelumnya. 

Faktor utama (yang dominan) banyak masyarakat tidak atau enggan menggunakan teknologi AI adalah "Tidak tahu mengenai teknologi AI". 2025 sebanyak 46,56 persen tahun dan sebelumnya 2024: 63,23 persen.

sumber berita: liputan6jawaposkontan

06 September 2025

Jalan Batu Kuning di Samudra Pasifik


 

jal
bukan buatan manusia

Bayangkan Anda sedang menyelam di kedalaman laut, lalu tiba-tiba menemukan sebuah "jalan" batu bata kuning yang membentang di dasar samudra. Kedengarannya seperti adegan film petualangan atau kisah mitos Atlantis, bukan? Namun, inilah yang benar-benar terjadi ketika sekelompok ilmuwan melakukan ekspedisi di Samudra Pasifik dan menemukan formasi batuan unik yang menyerupai jalan setapak di kedalaman lebih dari 1.000 meter. Penemuan ini bukan hanya memicu rasa penasaran masyarakat, tetapi juga membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang proses geologi di laut dalam.

Laut, Ilmuwan, dan Teknologi Canggih
Penemuan jalan batu kuning ini terjadi di kawasan Papahānaumokuākea Marine National Monument (PMNM), sebuah kawasan konservasi laut terbesar di dunia yang terletak di utara Pulau Hawaii. Lokasi ini memang terkenal sebagai salah satu wilayah laut yang paling misterius dan minim eksplorasi di dunia. Bahkan, hingga saat ini, baru sekitar 3% dari dasar laut di kawasan ini yang telah dipetakan secara detail oleh para ilmuwan .

Ekspedisi yang menemukan jalan batu kuning ini dipimpin oleh Ocean Exploration Trust, menggunakan kapal selam canggih EV Nautilus. Dengan bantuan Remotely Operated Vehicle (ROV)—robot bawah laut yang dikendalikan dari permukaan—para ilmuwan dapat menjelajahi area yang sangat dalam dan berbahaya bagi manusia. ROV ini dilengkapi kamera beresolusi tinggi, lampu LED khusus, serta alat pengambil sampel batuan dan sedimen .

Jalan Batu Kuning yang Membingungkan
Apa yang membuat penemuan ini begitu menarik? 
Formasi batuan yang ditemukan benar-benar menyerupai jalan setapak yang tersusun dari batu bata kuning, lengkap dengan retakan 90 derajat yang membuatnya tampak seperti susunan batu bata di jalanan kota tua. Ilmuwan yang pertama kali melihatnya melalui siaran langsung bahkan sempat bercanda, 
“Apakah ini jalan menuju Atlantis?”

Namun, di balik keunikan visualnya, para ilmuwan segera melakukan analisis mendalam. Batu-batu tersebut diidentifikasi sebagai hialoklastit, yaitu sejenis batu kaca vulkanik yang terbentuk akibat letusan gunung berapi di bawah air atau es. Proses pemanasan dan pendinginan berulang akibat aktivitas vulkanik menyebabkan batuan ini retak secara teratur, membentuk pola yang sangat mirip dengan jalan buatan manusia.

Bukan Buatan Manusia
Munculnya formasi seperti jalan di dasar laut memang sering memicu spekulasi, terutama di kalangan masyarakat awam. Tidak sedikit yang mengaitkannya dengan kota mitos Atlantis atau peradaban kuno yang hilang. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa formasi ini adalah hasil proses geologi alami, bukan peninggalan manusia purba.

Proses pembentukan jalan batu kuning ini melibatkan aktivitas vulkanik bawah laut yang sangat intens. Ketika lava panas bertemu dengan air laut yang dingin, terjadi pendinginan cepat yang menyebabkan batuan pecah dan membentuk retakan geometris. Fenomena serupa juga ditemukan di daratan, seperti di Giant’s Causeway di Irlandia Utara, yang terbentuk dari kolom-kolom basal akibat pendinginan lava.

Penemuan Serupa di Lautan Dunia
Penemuan jalan batu kuning di Samudra Pasifik bukanlah satu-satunya fenomena geologi unik di dasar laut. Di berbagai belahan dunia, ilmuwan juga menemukan formasi serupa, seperti nodul polimetalik, kerak hidrotermal, dan kolom basal. Misalnya, di dasar laut Libya dan perairan utara Papua, ditemukan struktur batuan yang tampak teratur dan memanjang, namun setelah dianalisis, ternyata terbentuk secara alami akibat proses erosi, pelapukan, dan aktivitas tektonik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa laut menyimpan banyak misteri geologi yang belum sepenuhnya kita pahami. Proses-proses alamiah di dasar laut, mulai dari aktivitas vulkanik, pergerakan lempeng tektonik, hingga erosi oleh arus laut, dapat menghasilkan pola-pola batuan yang sangat teratur dan menakjubkan.

Teknologi Eksplorasi
Keberhasilan ilmuwan dalam menemukan dan menganalisis jalan batu kuning di Samudra Pasifik tidak lepas dari kemajuan teknologi eksplorasi laut dalam. Selain ROV, para peneliti juga menggunakan sonar multibeam untuk memetakan topografi dasar laut secara tiga dimensi. Kamera bawah air dengan pencahayaan khusus memungkinkan pengambilan gambar dan video berkualitas tinggi di kedalaman yang sangat gelap.

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak canggih, bahkan prinsip-prinsip digital forensik diterapkan untuk menjaga keaslian dan integritas data eksplorasi. Setiap sampel batuan yang diambil juga dianalisis di laboratorium untuk mengetahui komposisi mineral dan proses pembentukannya.

Reaksi Ilmuwan dan Publik
Penemuan jalan batu kuning ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh komunitas ilmuwan dan masyarakat umum. Banyak yang merasa takjub dengan keindahan dan keunikan formasi tersebut. Namun, tidak sedikit pula yang berspekulasi tentang kemungkinan kaitannya dengan peradaban kuno atau kota hilang Atlantis. Para ilmuwan dengan tegas membantah spekulasi tersebut dan menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam memahami fenomena geologi laut  .

Selain formasi jalan batu kuning, ekspedisi di kawasan Papahānaumokuākea juga menemukan berbagai spesies laut dalam yang menakjubkan, seperti babi laut (sea pig), bintang laut di karang, dan teripang yang bisa menari. Penemuan ini memperkaya pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati di laut dalam, yang selama ini masih menjadi misteri besar bagi ilmuwan .

Penemuan jalan batu kuning di dasar Samudra Pasifik adalah bukti nyata bahwa laut masih menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk diungkap. Dengan semangat ilmuwan, teknologi canggih, dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam, kita terus melangkah di "jalan" pengetahuan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang bumi dan kehidupan purba.

Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa keajaiban alam tidak selalu harus dikaitkan dengan mitos atau legenda. Justru, keindahan dan keunikan proses geologi alami di laut dalam adalah warisan bumi yang patut kita pelajari, lestarikan, dan kagumi bersama . Jika suatu hari Anda mendengar kabar tentang "jalan" di dasar laut, ingatlah bahwa di balik setiap misteri, selalu ada ilmuwan yang bekerja keras untuk mengungkap kebenaran, dan laut yang setia menyimpan rahasia bumi selama jutaan tahun. Kita dukung eksplorasi dan penelitian laut, karena siapa tahu, misteri apa lagi yang akan ditemukan di masa depan?

sumber bacaan: kompasdetikmerdeka

04 September 2025

Produk Herbal Berbahaya


 

bah
produk berbahaya

Dalam beberapa tahun terakhir, produk herbal dan suplemen berbahan alam semakin populer di Indonesia. Banyak masyarakat yang percaya bahwa bahan alam selalu aman dan bebas efek samping. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap fakta mengejutkan: ada 18 produk herbal ilegal yang ternyata sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan gangguan jantung hingga.

Mengapa Produk Herbal Menjadi Populer?
Produk herbal sering dipilih karena dianggap alami, lebih aman, dan minim efek samping dibanding obat kimia. Banyak yang percaya, jika berasal dari bahan alam, pasti tidak berbahaya. Padahal, tidak semua bahan alam aman untuk dikonsumsi, apalagi jika tidak melalui proses pengawasan yang ketat.

Selain itu, pemasaran produk herbal seringkali sangat agresif, dengan klaim-klaim yang meyakinkan, seperti “menyembuhkan segala penyakit”, “tanpa efek samping”, atau “100% bahan alam”. Klaim inilah yang membuat masyarakat terlena dan kurang kritis dalam memilih produk kesehatan.

Faktanya 18 Produk Herbal Berbahaya
BPOM baru saja merilis temuan 18 produk herbal dan suplemen berbahan alam yang beredar secara ilegal di Indonesia. Produk-produk ini tidak hanya tidak memiliki izin edar, tetapi juga mengandung bahan kimia obat yang seharusnya tidak boleh dicampurkan ke dalam produk herbal.

Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa produk tersebut mengandung bahan aktif yang bisa memicu gangguan jantung, bahkan kematian mendadak. Efek samping yang dilaporkan antara lain detak jantung tidak teratur, tekanan darah melonjak, hingga gagal jantung.

Dampak Fatal: Dari Gangguan Jantung hingga Kematian
Efek samping dari produk herbal berbahaya ini tidak main-main. BPOM mencatat adanya kasus gangguan jantung serius, bahkan kematian, akibat konsumsi produk-produk tersebut.

Beberapa gejala yang perlu diwaspadai setelah mengonsumsi produk herbal ilegal antara lain:
- Jantung berdebar-debar atau tidak teratur
- Nyeri dada
- Pusing atau pingsan
- Tekanan darah naik drastis
- Sesak napas

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera hentikan konsumsi produk dan konsultasikan ke dokter.

Haruskah Masyarakat Waspada?
Banyak orang berpikir, “Ah, ini kan cuma herbal, pasti aman.” Padahal, kasus-kasus kematian akibat produk herbal ilegal membuktikan bahwa bahan alam pun bisa mematikan jika tidak digunakan dengan benar.

Selain itu, produk ilegal seringkali tidak mencantumkan komposisi yang jelas. Konsumen tidak tahu apa yang sebenarnya mereka konsumsi. Inilah yang membuat risiko kesehatan semakin besar.

BPOM
Pemerintah melalui BPOM sudah melakukan berbagai upaya untuk menertibkan peredaran produk herbal ilegal. Namun, peran masyarakat juga sangat penting. Edukasi dan kesadaran untuk memilih produk kesehatan yang aman harus terus ditingkatkan. Masyarakat juga diharapkan aktif melaporkan jika menemukan produk mencurigakan atau mengalami efek samping setelah mengonsumsi produk herbal tertentu.

Produk herbal memang bisa menjadi alternatif pengobatan yang baik jika digunakan dengan benar dan diawasi oleh pihak berwenang. Namun, jangan pernah menganggap remeh risiko dari produk berbahan alam yang tidak jelas asal-usul dan keamanannya. Kasus kematian akibat produk herbal ilegal adalah peringatan keras bagi kita semua.

sumber berita: cnndetiktirto

03 September 2025

Kalo Anak Bertanya Tentang Demo


 

dem
anak bertanya

Di era digital seperti sekarang, anak-anak bisa dengan mudah melihat berita demo di televisi, media sosial, atau bahkan menyaksikan langsung di jalan. Setiap orang tua pasti pernah mengalami momen ketika anak tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang tak terduga. Salah satunya adalah pertanyaan tentang demo atau unjuk rasa.

Apa Sebabnya Anak Bertanya?
Anak adalah peniru ulung dan sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya. Ketika mereka melihat kerumunan orang membawa spanduk, berteriak, atau bahkan terjadi kericuhan, wajar jika muncul pertanyaan di benak mereka: “Kenapa orang-orang demo?” atau “Apa itu demo?” Pertanyaan seperti ini adalah tanda bahwa anak sedang belajar memahami dunia dan ingin tahu alasan di balik peristiwa yang mereka lihat.

Rumus Sederhana untuk Anak
Demo, atau demonstrasi, adalah salah satu cara masyarakat menyampaikan pendapat, keinginan, atau protes kepada pemerintah atau pihak tertentu. Demo biasanya dilakukan secara bersama-sama di tempat umum, seperti jalan raya atau depan gedung pemerintahan. Tujuannya adalah agar suara mereka didengar dan ada perubahan yang diharapkan.

Orang tua bisa menjelaskan dengan bahasa yang sederhana, misalnya:  
“Demo itu seperti ketika kamu ingin sesuatu dan kamu bilang ke mama atau papa. Tapi, kalau banyak orang punya keinginan yang sama, mereka berkumpul dan menyampaikan bersama-sama supaya didengar.”

Psikolog anak menyarankan agar orang tua menjawab pertanyaan anak tentang demo dengan jujur, sederhana, dan sesuai usia serta bahasa yang mudah dipahami anak. Dengarkan Pertanyaan Anak dengan Serius, jangan meremehkan rasa ingin tahu anak. Tunjukkan bahwa pertanyaan mereka penting dan layak dijawab. Sampaikan bahwa demo adalah cara orang menyampaikan pendapat agar didengar, bukan untuk membuat keributan, kekerasan atau merusak fasilitas umum. Ceritakan demo-demo damai yang pernah berhasil membawa perubahan. 

Setelah menjelaskan, tanyakan pendapat anak kita. Misalnya, “Menurut kamu, kalau ada yang tidak setuju, sebaiknya bagaimana menyampaikannya?

Demo adalah bagian dari proses demokrasi. Dengan menjelaskan demo kepada anak, orang tua juga mengajarkan tentang pentingnya demokrasi, hak asasi manusia, dan cara menyampaikan pendapat dengan bertanggung jawab.

Ajarkan pada anak bahwa setiap orang boleh punya pendapat berbeda, dan perbedaan itu harus dihargai. Demo adalah salah satu cara untuk menyampaikan perbedaan pendapat secara terbuka dan damai.

sumber berita: kompaskumparanhaibunda

02 September 2025

UNESCO Membela Guru di Hadapan AI


 

sek
seklah indonesia dengan ai

Data dari Opini Ahli
  • 60% guru di Amerika Serikat sudah menggunakan AI di kelas, namun mayoritas melihat AI sebagai alat bantu, bukan pengganti.
  • 98% guru ingin mendapatkan pelatihan lebih lanjut tentang penggunaan AI secara etis dan efektif.
  • Kekhawatiran utama guru adalah potensi kehilangan interaksi manusiawi, keamanan data, dan risiko bias algoritma.
  • Organisasi seperti UNESCO, NEA, dan AAUP sepakat bahwa guru harus tetap menjadi pusat proses pendidikan, dan AI hanya sebagai pendukung.

Sumber Data: forbessciencedirectonlineprogramsnea


Mengajar adalah Profesi (Sangat) Manusiawi
UNESCO menegaskan bahwa mengajar bukan sekadar menyampaikan materi atau mengoreksi tugas. Mengajar adalah proses membangun hubungan, menumbuhkan empati, dan membimbing siswa secara emosional maupun moral. AI, secanggih apapun, tidak memiliki kemampuan untuk memahami nuansa emosi, membangun kepercayaan, atau menjadi teladan nilai-nilai kemanusiaan.

Guru berperan sebagai mentor, motivator, dan inspirator. Mereka mampu membaca situasi kelas, memahami perasaan siswa, dan menyesuaikan pendekatan mengajar sesuai kebutuhan individu. Inilah aspek yang tidak bisa tergantikan oleh AI, karena AI hanya mampu memproses data dan pola, bukan membangun relasi manusiawi .

AI Sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti
UNESCO menekankan bahwa AI seharusnya diposisikan sebagai alat bantu yang mendukung guru, bukan sebagai pengganti. AI dapat membantu mengotomatisasi tugas-tugas administratif seperti penilaian, absensi, atau analisis data pembelajaran. Dengan demikian, waktu guru bisa lebih banyak digunakan untuk berinteraksi langsung dengan siswa, membimbing diskusi, dan memberikan perhatian personal.

AI juga dapat membantu guru dalam mempersonalisasi pembelajaran, misalnya dengan memberikan rekomendasi materi sesuai kebutuhan siswa, atau mendeteksi siswa yang membutuhkan bantuan lebih awal. Namun, keputusan akhir dan sentuhan manusia tetap berada di tangan guru .
 
Guru di Pusat Transformasi Pendidikan
UNESCO secara aktif mengadvokasi agar guru tetap menjadi pusat inovasi pendidikan, meskipun teknologi berkembang pesat. Organisasi ini mendorong pemerintah dan institusi pendidikan untuk membuat kebijakan yang memastikan guru tidak tergantikan oleh AI, melainkan diberdayakan dengan teknologi untuk meningkatkan kualitas mengajar .

AI Membantu Mengatasi Masalah Besar di Dunia Pendidikan
  • Kelas yang Terlalu Besar: AI dapat membantu guru memantau perkembangan siswa secara individual, meski jumlah siswa banyak.
  • Beban Administratif: AI mengotomatisasi tugas-tugas rutin, sehingga guru bisa fokus pada interaksi dan pembinaan karakter siswa.
  • Pembelajaran yang Dipersonalisasi: AI mampu menganalisis kebutuhan belajar setiap siswa dan merekomendasikan materi atau latihan yang sesuai.

Pengembangan Kompetensi Guru dalam Era AI
UNESCO telah merilis kerangka kompetensi AI untuk guru (AI Competency Framework for Teachers), yang bertujuan membekali guru dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai etis dalam menggunakan AI. Kerangka ini menekankan pentingnya:

  • Mindset Terbuka dan Adaptif: Guru didorong untuk terbuka terhadap perubahan dan siap belajar teknologi baru.
  • Etika AI: Guru harus memahami isu privasi, bias, dan keadilan dalam penggunaan AI.
  • Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Guru perlu terus belajar dan mengembangkan diri agar tetap relevan di era digital.

Sekolah Indonesia
  • Kesenjangan Digital: Hanya sekitar 54% sekolah di Indonesia yang memiliki akses internet stabil. Pemerintah dan swasta terus berupaya memperluas infrastruktur digital agar AI bisa dimanfaatkan secara merata.
  • Literasi AI Guru: Banyak guru, terutama di daerah, masih membutuhkan pelatihan untuk memahami dan memanfaatkan AI secara efektif. Program pelatihan dan kolaborasi dengan perusahaan teknologi terus digalakkan.
  • Konteks Lokal: AI diadaptasi agar sesuai dengan kebutuhan dan budaya lokal, termasuk mendukung pembelajaran multibahasa dan memperhatikan keragaman budaya Indonesia.
Sumber Data: byteplusgovinsiderresearchgate


sumber bacaan: kompaskontaneropa-eu